Rabu, 03 April 2013

Laporan Praktikum Bioteknologi "Isolasi DNA Halus"


LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI
“ISOLASI DNA”

Disusun Oleh:
Nama            : Ika Riana Hiola
NIM              : 115040201111072
Kelompok     : Jumat, 06.00 WIB
Asisten          : Dita


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Malang
2012




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pengenalan isolasi DNA sangatlah penting, mengingat bioteknologi pada akhir-akhir ini sangat maju. Terlebih untuk bidang biologi molekuler. Pentingnya bioteknologi untuk perkembangan keanekaragaman hayati dimasa mendatang memerlukan sebuah keterampilan dan pemikiran. Melalui isolasi DNA tersebut paling tidak akan menjadi pembelajaran bagi mahasiswa mengenai cara pengumpulan DNA.
Deteksi DNA Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan alat yang dapat menunjang proses isoasi DNA. PCR merupakan teknik untuk mengamplifikasi DNA dalam jumlah kecil melalui proses enzimatik secara in vitro. Penggandaan yang dilakukan PCR bertujuan untuk memperbanyak jumlah DNA agar dalam isolasi dapat diperoleh DNA dalam jumlah besar. Biasanya mesin itu digunakan sebagai amplifkasi DNA mikroorganisme. melalui elektroforesis dapat dilakukan dengan gel agarose dan gel polyacrilamide. Namun, pada praktikum kali ini menggunakan gel agarose. Karena jumlah DNA yang hanya mencapai 10 ng mampu terdeteksi oleh gel agarose. Proses elektroforesis gagal dilakukan, waktu dan arus yang terlalu tinggi ditengarahi menjadi faktor utama kegagalan tersebut.
Isolasi DNA dapat dilakukan, baik pada manusia maupun pada tumbuhan. Pada praktikum kali ini DNA yang digunakan berasal dari tanaman kubis.





1.2  Tujuan
a.       Untuk mengetahui pengertian isolasi DNA dan PCR
b.      Untuk mngetahui uji kualitas DNA
c.       Untuk mengetahui komponen dan tahapan PCR
d.      Untuk mengetahui manfaat PCR






























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Pengertian Isolasi DNA dan PCR
Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah satu prinsisp isolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan beratmolekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besarakan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung. (Anonymous, 2012)
PCR adalah suatu metode in vitro yang digunakan untuk mensintesis sekuens tertentu DNA dengan menggunakan dua primer oligonukleotida yang menghibridisasi pita yang berlawanan dan mengapit dua target DNA (Erlich, 1989).

2.2  Uji Kualitatif DNA
 Diawali dengan isolasi DNA. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan DNA yang berada dalam inti sel dari organisme. Kemudian dilakukan dengan uji kualitatif DNA dengan metode
a.       Elektroforesis gel agarosa.
Uji ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan DNA dalam larutan contoh (Riyadi, 2009).
Gel yang digunakan adalah agarosa yang berasal dari ekstrak rumput laut yang telah dimurnikan (Mikkelsen & Corton 1960).
b.      Metode spekrofotometri.
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Alat ini terdiri dari spektrofotometer dan fotometer.
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi (Riyadi, 2009).
Pengukuran jumlah DNA dengan spektrofotometer didasarkan pada prinsip iradiasi sinar ultraviolet yang diserap oleh nukleotida dan protein dalam larutan. Analisis asam nukleat umumnya dilakukan untuk penentuan konsentrasi rata-rata dan kemurnian DNA yang terdapat dalam sampel. Jumlah dan kemurnian tertentu diperlukan untuk kinerja optimal sampel DNA yang digunakan. Asam nukleat menyerap sinar ultraviolet dengan pola tertentu. Sampel ditembus sinar ultraviolet dan fotodetektor cahaya pada 260 nm, semakin besar cahaya yang diserap sampel, maka semakin tinggi konsentrasi asam nukleat dalam sampel (Sambrook & Russel 2001).

2.3 Komponen dan Tahapan PCR
Pada proses PCR diperlukan beberapa komponen utama yaitu (Yuwono, 2006) :
a.       DNA cetakan. Adalah fragmen DNA yang akan dilipatgandakan. DNA cetakan yang digunakan sebaiknya berkisar antara 105 - 106 molekul. Dua hal penting tentang cetakan adalah kemurnian dan kuantitas.
b.      Oligonukleotida primer. Adalah suatu sekuen   oligonukleotida pendek (18 - 28 basa nukleotida) yang digunakan untuk mengawali sintesis rantai DNA dan mempunyai kandungan G + C sebesar 50 - 60%.
c.       Deoksiribonukelotida trifosfat (dNTP). Terdiri dari dATP, dCTP, dGTP, dTTP. dNTP mengikat ion Mg2+ sehingga dapat mengubah konsentrasi efektif ion. Ini yang diperlukan untuk reaksi polimerasi.
d.      Enzim DNA Polimerase. Adalah enzim yang melakukan katalisis reaksi sintesis rantai DNA.
e.       Senyawa buffer.

Sedangkan untuk tahapnya, ada  tiga tahapan penting dalam proses PCR yang selalu terulang dalam 30-40 siklus dan berlangsung dengan cepat yaitu : (Yuwono, 2006)
a. Denaturasi
Di dalam proses PCR, denaturasi awal dilakukan sebelum enzim taq polimerase ditambahkan ke dalam tabung reaksi. Denaturasi DNA merupakan proses pembukaan DNA untai ganda menjadi DNA untai tunggal. Ini biasanya berlangsung sekitar 3 menit, untuk meyakinkan bahwa molekul DNA terdenaturasi menjadi DNA untai tunggal. Denaturasi yang tidak lengkap mengakibatkan DNA mengalami renaturasi (membentuk DNA untai ganda lagi) secara cepat, dan ini mengakibatkan gagalnya proses PCR. Adapun waktu denaturasi yang terlalu lama dapat mengurangi aktifitas enzim Taq polymerase. Aktifitas enzim tersebut mempunyai waktu paruh lebih dari 2 jam, 40 menit, 5 menit masing-masing pada suhu 92,5, 95 dan 97,5°C.
b. Annealing (penempelan primer)
Kriteria yang umum digunakan untuk merancang primer yang baik adalah primer sebaiknya berukuran 18 - 25 basa, mengandung 50 - 60 % G+C dan untuk kedua primer tersebut sebaiknya sama. Sekuens DNA dalam masing-masing primer itu sendiri juga sebaiknya tidak saling berkomplemen, karena hal ini akan mengakibatkan terbentuknya struktur sekunder pada primer tersebut dan mengurangi efisiensi PCR. Waktu annealing yang biasa digunakan dalam PCR adalah 30 - 45 detik. Semakin panjang ukuran primer, semakin tinggi temperaturnya. Kisaran temperatur penempelan yang digunakan adalah antara 36°C sampai dengan 72°C, na mun suhu yang biasa dilakukan itu adalah antara 50 - 60°C.
c. Pemanjangan Primer (Extention)
Selama tahap ini Taq polymerase memulai aktivitasnya memperpanjang DNA primer dari ujung 3'. Kecepatan penyusunan nukleotida oleh enzim tersebut pada suhu 72°C diperkirakan 35 - 100 nukle otida/detik, bergantung pada buffer, pH, konsentrasi garam dan molekul DNA target. Dengan demikian untuk produk PCR dengan panjang 2000 pasang basa, waktu 1 menit sudah lebih clad cukup untuk tahap perpanjangan primer ini. Biasanya di akhir siklus PCR waktu yang digunakan untuk tahap ini diperpanjang sampai 5 menit sehingga seluruh produk PCR diharapkan terbentuk DNA untai ganda. Reaksi-reaksi tersebut di atas diulangi lagi dari 25 - 30 kali (siklus) sehingga pada akhir siklus akan diperoleh molekul-molekul DNA rantai ganda yang baru yang merupakan hasil polimerasi dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah DNA cetakan yang digunakan. Banyaknya siklus amplifikasi tergantung pada konsentrasi DNA target dalam campuran reaksi.

2.4 Manfaat PCR
Keunggulan PCR dikatakan sangat tinggi. Hal ini didasarkan atas:
a.          Spesifitas, efisiensi dan keakuratannya. Spesifitas PCR terletak pada kemampuannya mengamplifikasi sehingga menghasilkan produk melalui sejumlah siklus. Keakuratan yang tinggi karena DNA polymerase mampu menghindari kesalahan pada amplifikasi produk. Masalah yang berkenaan dengan PCR yaitu biaya PCR yang masih tergolong tinggi. (Yuwono, 2006)
b.      Dilakukan untuk menjamin bahwa jumlah DNA yang akan amplifikasi dengan PCR mempunyai konsentrasi yang sama dengan harapan jumlah amplifikasi DNA juga seragam (Sambrook & Russell 1989).

Dua hal di atas yang mendasari manfaat PCR digunakan untuk:
1.      Keragaman genetik tanaman (kekerabatan)
Suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk pada jumlah total variasi genetik dalam keseluruhan spesies yang mendiami sebagian atau seluruh permukaan bumi yang dapat didiami. Ia berbeda dari variabilitas genetik, yang menjelaskan kecenderungan kemampuan suatu karakter/sifat untuk bervariasi yang dikendalikan secara genetik (wikipedia, 2012).
2.      Seleksi
Tanaman yang dapat diperbanyak secara klonal merupakan tanaman yang relatif mudah proses seleksinya. Keturunan pertama hasil persilangan dapat langsung diseleksi dan dipilih yang menunjukkan sifa-sifat terbaik sesuai yang diinginkan. (Wikipedia, 2012).
3.      Uji Kemurnian Benih
Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murniyang terdapat dalam suatu contoh benih. (Sutopo, 1984).

Salah satu pengujian yang dilakukan untuk menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi, yaitu tidak tercampur dengan varietas lain, kotoran maupun benih yang rusak. Kemurnian benih sangat penting dilakukan terutama dalam menjaga suatu kualitas varietas unggul.

BAB III
METODOLOGI

3.1               Alat dan Bahan
3.1.1 Alat Isolasi DNA
  Timbangan analitik, untuk menimbang bahan
  Incubator, sebagai tempat untuk menginkubasi dan untuk mengaktifkan CTAB
  Sentrifuge, untuk memisahkan antara supernatant,fase organic dan fenol
  Mikropipet dan tip-nya , digunakan untuk membantu memasukkan larutan
  Beaker glass, sebagai tempat bahan
  Tabung reaksi, tempat mereaksikan larutan
  Mortar dan penumbuknya, untuk menumbuk daun kubis supaya lebih halus
  Labu Erlenmeyer, sebagai tempat larutan
  Vortex , untuk menghomogenkan larutan
  Freezer, untuk menginkubasi larutan
  TUB, sebagai tempat larutan
3.1.2 Bahan Isolasi DNA
  Daun srikaya, sebagai bahan praktikum
  Alkohol, untuk mensterilkan
  Nitrogen cair, untuk membantu penggerusan dan penghalusan tumbukan daun dan merusak dinding sel
  CTAB & Merchapbethanol, untuk memecah dinding sel dan menjaga DNA agar tidak rusak
  CIA (Chloroform Isoamile Alcohol), untuk mengeluarkan isi sel dan untuk mengurangi kontaminasi protein dan polisakarida
  Isoprophanol dingin, untuk membantu dalam proses penggumpalan DNA menjadi benang-benang DNA
  Buffer pencuci, untuk mencuci larutan
  Tris EDTA, untuk meresistensi
3.2    Langkah Kerja

     Buffer ekstraksi                              Timbang sample 0,3gr   CTAB (1 ml)                                      +PVP 1 %
 

+β mercaptoetamol N2 cair (1960C)
+inkubasi 30’ (650C)
 


Chisam 500µl
Sentrifuse 10000 Rpm 10’
 


Ambil Supernatan
 


Chisam 1x volume supernatant (1:1)
 


Sentrifuse 6000 rpm 10’
 


Isopropanol 0,45 x volume supernatant
 


Inkubasi freezer 30’
 


DNA pellet
+ Buffer Pencuci 200µl
 


+RNAse 1µl (350C)
+Resuspensi dengan elution buffer 20-50µl

 

Simpan untuk elektroforesis

Elektroforesis          Siapkan Gel Agarose 0,32 gr/40 ml
                               Siapkan DNA + loading dye
                               Siapkan elektroforesis tank dengan larutan TBE
                               Ready

3.3 Analisa Perlakuan
Pada praktikum isolasi DNA ini, menggunakan daun srikaya sebagai objek pengamatan praktikum. Daun yang telah dipotong kecil-kecil ditumbuk dengan mortar dengan diberi Nitrogen cair untuk mempercepat proses penumbukan menjadi bubuk dan telah diberkan PVP 1%, buffer ekstraksi, β mercaptoetamol, dan diinkubasi selama 30 menit. Setelah itu diberi chisam lalu difortex dan disentrifuse selama 10 menit. Supernatan diambil kemudian difortex kembali dan ditambahkan chiasm dan supernatant (1:1), dan disentrifuse kembali selama 10 menit. Lalu ditambahkan isopropanol 0,45 x volume supernatant dan diinvert dan diinkubasi pada freezer selama 30 menit, disentrifuse kembali dan isopropanol dibuang. Didapatkan DNA pellet dan diberi Buffer pencuci 2x, ditambah RNAse 1µl dan resuspensi dengan elution buffer, kemudian simpan untuk elektroforesis.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Gambar Hasil Elektroforesis
 








KETERANGAN GAMBAR HASIL ELEKTROFORESIS DNA TOTAL

SAMPLE 1       = SRIKAYA
SAMPLE 2       = SRIKAYA (ADA)
SAMPLE 3       = SRIKAYA (ADA)
SAMPLE 4       = TOMAT
SAMPLE 5       = TOMAT
SAMPLE 6       = BAYAM
SAMPLE 7       = BAYAM (ADA)
SAMPLE 8       = BAYAM
SAMPLE 9       = UBI JALAR
SAMPLE 10     = UBI JALAR
SAMPLE 11     = UBI JALAR 
SAMPLE 12     = JERUK (ADA)
SAMPLE 13     = JERUK (ADA)

4.2  Analisa Gambar Hasil Elektroforesis
Dari hasil gambar diatas dapat diketahui bahwa penyinaran dibawah lampu UV dapat dilihat berupa potongan pita-pita DNA yang mempunyai fragmen-fragmen. Pada daun srikaya dapat diketahui bahwa salah satunya potongan fragmen pita DNA yang banyak terurai dan kurang sempurna karena pengaruh konsentrasi agarose yang menyebabkan DNA bermigrasi, sehingga fragmen-fragmennya lebih besar.
Dari setiap bahan yang dilakukan untuk praktikum ini tidak semua akan muncul pita DNA saat dielektroforesis. Hal ini dikarenakan kurang efektifnya perlakuan saat praktikum dan kesterilan alat dan bahan praktikum. Hal ini menyebabkan tidak munculnya pita DNA saat dielektroforesis dibawah lampu UV.
Pada elektroforesis tersebut terdapat bermacam-macam kontaminasi, diantaranya smear (semburan) yang diakibatkan karena adanya kontaminasi protein dan DNA terdegradasi, berapi-api yang disebabkan karena adanya kontaminasi polisakarida, dan pita tebal dibawah bagian bawah gel agarose yang disebabkan karena adanya kontaminasi RNA. (Asris, 2010)
Dari gambar hasil elektroforesis ini dapat diketahui bahwa adanya kontaminasi polisakarida dengan ditunjukkan adanya gambar berapi-api diatas pita DNA yang sangat tebal.  






BAB V
PENUTUP

5.1       Kesimpulan
Isolasi DNA merupakan suatu proses untuk mendapatkan DNA murni yang dapat digunakan untuk keperluan pemeriksaan atau diagnosa.
Dalam praktikum ini, diguanakan daun srikaya untuk proses pengisolasian DNA. Alat yang digunakan antara lain mikropipet, mortar, fortex, sentrifuse, elektroforesis, dan lainnya. Bahan yang digunakan diantaranya nitrogen cair, Buffer CTAB, PVP, Chisam, Isopropanol, dan lainnya.
Pada praktikum isolasi DNA ini saat disentrifuse pertama kali didapati hasil adanya 3 larutan yang terpisah satu sama lain yaitu, lapisan atas disebut supernatant (Chisam+DNA), lapisan tengah yaitu fase organic, dan lapisan bawah yang disebut fenol. Sedangkan sentrifuse yang kedua yaitu hanya larutan supernatant yang digunakan sehingga ada 2 material yang terpisah yaitu lapisan atas (DNA) berwarna putih dan lapisan bawah (Chisam) berwarna bening.
5.2       Kritik dan Saran
Saat penyampaian materi di dalam ruang sangat membosankan, coba buat cara lain agar tidak membosankan dan saat praktikum jangan terlalu cepat saat penyampaiannya. Karena isolasi DNA ini cukup sulit mas, mbak. Terima kasih.




DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Pengertian Isolasi DNA. http://asris07.student.ipb.ac.id/2010/06/19/isolasi-dna/
Asris. 2010. Isolasi DNA. http://asris07.student.ipb.ac.id/ 2010/06/19/isolasi-dna/. Diakses tanggal 25 November 2012
Erlich, HA. 1989. PCR Technology Principles And Application For DNA Amplification. New York: M Stockton Press.
Mikkelsen dan Corton. 1960. Bioanalytical Chemistry. Canada : John Wiley.
Riyadi, W. 2009. Macam Spektrofotometri dan Perbedaannya (Vis, UV dan IR). http://wahyuriyadi.blogspot.com. Diakses tanggal 16 November 2012.
Riyadi, W. 2009. Prinsip Dasar Spektrofotometer Visible. http://wahyuriyadi.blogspot.com. Diakses tanggal 16 November 2012
Sambrook & Russel.2001. Moleculer Cloning. A Laboratory Manual Ed ke-3
Sutopo, L. 1984. Teknologi Benih . Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Wikipedia, 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Keanekaragaman_genetik.. 16 November 2012.
Wikipedia, 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanaman. 16 November 2012.
Yuwono, T. 2006. Teori dan Aplikasi Polymerase Chain, Panduan Eksperimen PCR untuk Memecahkan Masalah Biologi Terkini. Yogyakarta.
Yuwono. 2006. Biologi Molekuler. Jakarta : Erlanggga.



Dokumentasi

1.    Persiapan Alat dan Bahan

 












2.      Masukkan ke dalam mortar,yang mana sebelumnya sudah diberi alcohol supaya steril. Mengambil Buffer ekstraksi CTAB 1 ml dan 0,3 g daun srikaya + pvp 1 % + larutan carbon aktif

 






3.      Ditambah Nitrogen cair,tujuannya untuk merusak dinding sel dan membantu proses penggerusan. 


 





4.    Digerus sampai halus,karena mempengaruhi banyak atau tidaknya DNA yang akan diisolasi.
 



5.    Masukkan kedalam TUB
6.      Tambahkan CHISAM 500 µL, sentrifuge 10000 rpm 10 menit, Dihomogenkan menggunakan vortex
7.      Ambil supernathan
8.      Tambahkan CHISAM 1x vol supernatan, Dihomogenkan menggunakan vortex
9.    Sentrifuge 1000 rpm 10 menit
10.  Tambahkan isopropanol 0,45 x vol. supernatan
11.  Invert, kemudian inkubasi freezer 30 menit. Sentrifuge 10000 rpm
,
12.  Buang isopropanol. Dapat DNA pelet, tambahkan buffer pencuci 200 µL du kali
13.  Tambahkan RNASE 1 µL, lalu resuspensi dengan elution buffer 20-50 µL
14.              Simpan untuk elektroforesis

Jika elektroforesis jadi, maka

1.      Siapkan gel agarose 0,32 gr/ 40 ml
2.      Siapkan DNA, tambahkan loading days




3.      Siapkan glokerophorosis tank dengan larutan TBE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar