LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI
PRODUKSI TANAMAN
KOMODITAS : SEMANGKA (Citrullus vulgaris)
Oleh :
1.
Hadi Suwitnyo ( 115040213111020 )
2.
Halimatus Sa’diyah ( 115040200111011 )
3.
Ika Riana Hiola (
115040201111072 )
PROGRAM
STUDI : AGROEKOTEKNOLOGI
KELAS
: H
JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2012
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Laporan :
Praktikum Teknologi Produksi Tanaman komoditas Semangka
Nama dan NIM : 1. Hadi suwitnyo 115040213111020
2. Halimatus Sa’diyah 115040200111011
3. Ika Riana Hiola 115040201111072
Program Studi :
Agroekoteknologi
Menyetujui
Asisten
kelas
|
Asisten
Lapang
|
|
|
Achmad
Baihaqi
|
Andhita Umi
Vaizah
|
NIM.
0810480001 NIM.
0810480120
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semangka merupakan tanaman
hortikultura yang cukup baik di daerah tropik maupun sub tropik. Meskipun nilai
gizinya relatif sangat rendah karena mengandung air (92 %) dan karbohidart
dalam bentuk gula (7%) serta sisanya (1%) berupa
vitamin dan mineral, namun buah ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi
konsumen karena warna daging buahnya yang merah atau kuning, teksturnya yang
remah yang banyak mengandng air serta buahnya manis dan
menyegarkan. Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia
masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras,
miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan
penyakit tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani.
Semangka
atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau Cucurbitaceae)
adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika
bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan melon (Cucumis melon) dan ketimun
(Cucumis sativus). Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau
dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan
isinya (kotiledon) sebagai kuaci. Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya,
habitus tanaman ini merambat namun ia tidak dapat membentuk akar adventif dan
tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai belasan meter. Daunnya
berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil (diameter
3cm). Semangka adalah andromonoecious monoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga
pada satu tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan
bunga banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga
banci dapat dikenali dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga
berupa pembesaran berbentuk oval.
Buah
semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan
larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair
berwarna merah atau kuning. Tanaman ini cukup tahan akan kekeringan terutama
apabila telah memasuki masa pembentukan buah.
Kontribusi
tanaman hortikultura terutama pada tanaman semangka terhadap manusia tidak
dapat dipandang sebelah mata. Manfaat tanaman hortikultura tidak hanya sebagai
sumber pangan dan gizi akan tetapi juga sebagai pendapatan keluarga, mempunyai
nilai estetika, terdapat konservasi genetik yang sekaligus berperan sebagai
penyangga kelestarian alam. Indonesia yang dikenal sebagai Negara yang
mempunyai beragam plasma nutfah, juga termasuk di dalamnya mempunyai berbagai
jenis tanaman hortikultura, yaitu buah-buahan.
Pengembangan
budidaya tanaman semangka meluas di dua puluh empat propinsi di wilayah
nusantara, tetapi rata-rata hasil nasional masih rendah. Untuk meningkatkan
produksi secara optimal, perlu dipadukan teknologi budidaya yang mengarah
kepada perbaikan produktivitas dan kualitas hasil, pengendalian hama dan
penyakit secara terpadu, penganan pasca panen yang memadai, penentuan skalad
usaha tani yang menguntungkan (Rukmana, 1994).
Penutup
tanah atau mulsa adalah bahan yang dipakai di permukaan tanah untuk menghindari
kehilangan air melalui penguapan atau untuk menekan pertumbuhan gulma yang
ada disekitar tanaman dan menaikkan suhu
dan menurunkan kelembaban disekitar tanaman sehingga dapat menghambat munculnya
hama dan penyakit. Bahan mulsa antara lain sisa tanaman, limbag industry kayu,
kertas dan plastic.
1.2 Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui teknologi produksi tanaman semangka dan
membandingkan hasil semangka dari berbagai macam perlakuan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Morfologi
a.
Karakteristik Komoditas
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Spesies : Citrullus vulgaris
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Spesies : Citrullus vulgaris
b.
Morfologi Semangka
Tanaman ini masih
sekerabat dengan melon dan ketimun. Daunya melekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna,
berwarna kuning, kecil (diameter 3 cm). Semangka adalah andromonoeciousmonoklin
yaitu memiliki dua jenis bunga pada satu tumbuhan, bunga jantan dan bunga banci
(hemaprodit) yang memiliki benang sari dan putik. Bunga banci dapat dikenali
dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran
berbentuk oval. Tipe penyerbukan pada semangka adalah penyerbukan silang dan
penyerbukan sendiri. Dalam proses penyerbukan dibantu oleh serangga atau
manusia. Bunga semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau
hijau muda dengan larik-larik hijau tua. Tanaman ini cukup tahan akan
kekeringan terutama apabila telah memasuki masa pembentukan buah. Tanaman
semagka termasuk
jenis tanaman menjalar atau merambat dan hidup semusim. Sistem perakaran
menyebar ke samping dan danngkal. Batang tanaman semangka bersegi dan berambut.
Panjang batang antara 1,5-5 meter dan sulurnya bercabang menjalar di permukaan
tanah atau dirambatkan pada turus dari bilah bambu. Helai daun bercangkup
menyirip kecil-kecil, permukaannya berbulu bentuk daun mirip jantung di bagian
pangkalnya, ujungnya meruncing, tepinya bergelombang dan berwarna hijau tua.
Letak daun bersebarangan satu sama lain dan tersusun dalam tangkai berukuran
relatif panjang. Keragaman sifat semangka. Semangka memiliki beberapa keragaman
sifat diantaranya semagka yang berdaging warna merah dan ada yang kuning dengan
bentuk bulat, selinder atau lonjong.
2.2 Syarat
Tumbuh
a.
Iklim
1)
Secara teoritis curah hujan yang ideal untuk areal
penanaman semangka adalah 40-50
mm/bulan.
2)
Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari
sejak terbit sampai tenggelam.
Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen.
3)
Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta
berbuah dengan optimal pada suhu 25 derajat C (siang hari).
4)
Suhu udara yang ideal bagi pertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar
20–30 mm.
5)
Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari
menyinari areal penanaman berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi
demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman
semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang
pasir yang berhawa kering. Sebaliknya kelembaban yang terlalu tinggi akan
mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman.
b. Media Tanam
1)
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah
tanah yang cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah
kebun/persawahan yang telah dikeringkan.
2)
Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH
< 5,5 (tanah asam)
maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut.
3)
Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah
porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang
terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka.
c. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300
m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang
mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan
ketinggian lebih dari 300 m dpl.
2.3 Teknik Budidaya
a.
Pembibitan
1)
Persyaratan Benih
Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan
adalah: Hibrida import, terutama benih
jenis Triploid (non biji) yang mempunyai kulit biji yang sangat keras dan jenis Haploid (berbiji)
2)
Penyiapan Benih
Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis
bibit triploid setelah dipilih disiapkan alat bantu untuk
menyayat/merenggangkan sedikit karena tanpa direnggangkan biji tersebut sulit
untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk gunting kuku yang mempunyai
bentuk segitiga panjang berukuran kecil dan disediakan tempat kecil yang
mempunyai permukaan lebar. Jenis Haploid dengan mudah disemai karena bijinya
tidak keras sehingga mudah membelah pada waktu berkecambah.
3)
Teknik Penyemaian Benih
Teknik penyemaian benih semangka dilakukan
melalui beberapa tahapan, yaitu :
a. Perenggangan bibit biji semangka terlebih
dahulu supaya untuk mempermudah dalam proses pertumbuhannya;
b. Perendaman biji dalam suatu satuan obat yang
diramu dari bahan-bahan: 1 liter air hangat suhu 20-25 derajat C; 1 sendok teh
hormon (Atornik, Menedael, Abitonik); 1 sendok peres fungisida (obat anti
jamur) seperti: Difoldhan 4T, Dacosnil 75 WP, Benlate; 0,5 sendok teh peres
bakterisida (Agrept 25 WP). Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan
ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi dan bibit siap dikecambahkan.
4)
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet
agar terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam. Diberi
perlindungan plastik transparan serupa rumah kaca mini dan untuk salah satu
ujungnya terbuka dengan pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan lewat daun
untuk memacu perkembangan bibit dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap 3
hari sekali. Pada usia 14 hari, benih-benih dipindahkan ke lapangan yang telah
matang dan siap ditanami benih tersebut.
5)
Pemindahan Bibit
Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian
bibit menggunakan kantong kantong plastik berukuran : 12 cm x (0,2 - 0,3
)mm. Satu kantong ditanam satu benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk
pengurangan sisa air) dan diisi campuran tanah dengan pupuk organik komposisi:
1 bagian tanah kebun, 1 bagian kompos/humus, 1 bagian pupuk kandang yang sudah
matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai,
dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.
b.
Pengolahan Media Tanam
1)
Persiapan
Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari
tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan, dikeringkan
dulu beberapa hari sampai tanah itu mudah dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya.
2)
Pembukaan Lahan
Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah
untuk menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan yang merata.
Tunggul bekas batang/jaringan perakaran tanaman terdahulu dibuang keluar dari
areal, dan juga segala jenis batuan yang ada dibuang, sehingga tidak
mempengaruhi perkembangan tanaman semangka yang akan ditanam di areal tersebut.
3)
Pembentukan Bedengan
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya
air yang terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui saluran
drainase yang dibuat. Jumlah bedengan tergantung jumlah baris tanam yang
dikehendaki oleh si penanam (bentuk bedengan baris tanaman ganda, bedengan
melintang pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter, tergantung tebal
tipis dan tinggi bedengan (tinggi bedengan minimum 20 cm).
4)
Pengapuran
Dilakukan dengan pemberian jenis kapur
pertanian yang mengandung unsur Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang bersifat
menetralkan keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat
didalam tanah. Dengan kapur Karbonat/kapur dolomit. Penggunaan kapur per 1000
m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6
dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
5)
Pemupukan
Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik dan
pupuk buatan. Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang berasal
dari hewan sapi/kerbau dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk
kandang berguna untuk membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang subur,
dengan dosis 2 kg/ bedengan. Caranya, ditaburkan disekeliling baris bedengan
secara merata. Pupuk tersebut terdiri atas: (a) Pupuk Makro yang terdiri dari
unsur Nitrogen, Phospor, Kalsium (dibuat dari pupuk ZA, TSP dan KCl); (b) Pupuk
Mikro yang terdiri dari Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Mangaan (Mn), Besi (Fe),
Belerang (S), Tembaga (Cu), Seng (Zn) Boron (Bo) dan Molibden (Mo). Pupuk
tersebut, dijual dengan beberapa merek seperti Mikroflex, Microsil dll.
Penggunaannya, dicampur 1% obat anti hama penggerek batang.
6)
Lain-lain
Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah
pada sisi bedengan pada tempat penanaman semangka dilakukan dengan cangkul. Di
bagian tengah, sebagai landasan buah pada bedengan, diratakan dan diatas
lapisan ini diberi jerami kering untuk perambatan semangka dan peletakan buah.
Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm dan
plastik mulsa dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan
tumbuh tanaman liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama,
sampai 8-12 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik
sisa yang berwarna perak yang memantulkan sinar matahari dan secara tidak langsung
membantu tanaman banyak mendapat sinar matahari untuk pertumbuhannya.
c. Teknik Penanaman
1)
Penentuan Pola Tanaman
Tanaman semangka merupakan tanaman semusim
dengan pola tanam monokultur.
2)
Pembuatan Lubang Tanaman
Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan,
setelah persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun 2-3 lembar. Sambil
menunggu bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada lahan dengan kedalaman
8-10 cm. Persiapan pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum bibit
dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan dengan jarak antara
lubang sekitar 80-100 cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup
dengan plastik mulsa, maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat ukuran 1
kg yang diberi lubang-lubang disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang
diberi lubang.
3)
Cara Penanaman
Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman
disiram secara massal supaya tanah siap menerima penanaman bibit sampai
menggenangi areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan sampai air
meresap. Sebelum batang bibit ditanam dilakukan perendaman, agar mudah
pelepasan bibit menggunakan kantong plastik yang ada. Langkah imunisasi
dilakukan dengan perendaman selama 5-10 menit disertai campuran larutan obat
obatan. Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon Atonik, Abitonik,
dekamon, menedael, 1 sendok teh peres bakterisida tepung, 1 sendok teh peres
fungisida serbuk/tepung (Berlate, dithane M-45, Daconiel). Urutan penanaman
adalah sebagai berikut:
a) Kantong plastik diambil hati-hati supaya akar
tidak rusak.
b) Tanam dengan tanah posisi kantong dan masukkan
ke lubang yang sudah disiapkan
c) Celah-celah lubang ditutup dengan tanah yang
telah disiapkan
d) Lubang tanaman yang tersisa ditutup dengan
tanah dan disiram sedikit air agar media bibit menyatu dengan tanah
disekeliling dapat bersatu tanpa tersisa.
d. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu
diperhatikan, apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan
penyulaman/diganti dengan bibit baru yang telah disiapkan dari bibit cadangan.
Dilakukan penjarangan bila tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan
batang yang tidak diperlukan, karena menghalangi sinar matahari yang membantu
perkembangan tanaman.
2) Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah
saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara 2-3
cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang
tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun.
Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah ditebang karena mengganggu
pertumbuhan buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer agar semua daun
pada tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang mempengaruhi
pertumbuhan baik pohon/buahnya.
3) Pembubunan
Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan
tanah agar akar menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa
hari penanaman.
4) Perempalan
Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan
tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah
semangka yang sedang berkembang. Perempelan dilakukan untuk
mengurangi tanaman yang terlalu lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang
kurang bermanfaat.
5) Pemupukan
Pemberian pupuk organik pada saat sebelum
tanam tidak akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan yang
disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan vegetative diperlukan
pupuk daun (Topsil D), pada fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan
pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan. Pemberian
pupuk daun dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang disemprotkan
bersamaan secara rutin. Adapun penyemprotan dilakukan sebagai berikut:
a) Pupuk daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28
dan 35 hari setelah tanam;
b) Pupuk buah diberikan pada saat 45 dan 55 hari
setelah tanam;
c) ZA dan NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21
hari setelah tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan
55 hari setelah tanam sebanyak 400 ml.
6) Pengairan dan Penyiraman
Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow
Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantara bedengan, frekuensi
pemberian air pada musim kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan tidak
berlebihan. Bila dengan pompa air sumur (diesel air) penyiraman dilakukan
dengan bantuan selang plastik yang cukup besar sehingga lebih
cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan
air.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida,
ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan perata dan perekat
pupuk makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc dan
Metalik (Pm): 10 cc untuk setiap 14- 17 liter pelarut. Penyemprotan campuran
obat dilakukan setelah tanaman berusia >20 hari di lahan. Selanjutnya
dilakukan tiap 5 hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan dengan
sprayer untuk areal yang tidak terlalu luas dan menggunakan mesin
bertenaga diesel bila luas lahan ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan
sore hari tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
8) Pemeliharaan Lain
Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang
penting untuk memperoleh kualitas yang baik (berat buah cukup besar, terletak
antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman), calon buah yang dekat dengan
perakaran berukuran kecil karena umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar
telur ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat). Setiap tanaman diperlukan
calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Setiap calon buah 2 kg sering dibalik
guna menghindari warna yang kurang baik akibat ketidak-merataan terkena sinar
matahari, sehingga warna kurang menarik dan menurunkan harga jual buah itu
sendiri.
2.4 Hubungan Perlakuaan yang Digunakan dengan Komuditas
Pemberian mulsa bermanfaat dalam hal kompetisi
dengan tanaman pengganggu (gulma) untuk
memperoleh sinar matahari. Agar dapat berkecambah, benih gulma membutuhkan
sinar matahari. Dengan adanya bahan mulsa di atas permukaan tanah, benih gulma
tidak mendapatkan sinar matahari. Kalaupun ada sinar matahari, misalnya pada
mulsa jerami atau plastik transparan, pertumbuhan gulma akan sangat terhalang.
Akibatnya tanaman yang ditanam akan bebas tumbuh tanpa kompetisi dengan gulma
dalam penyerapan hara mineral tanah. Berikut adalah beberapa manfaat pemasangan
mulsa dalam budidaya tanaman :
a.
Menekan kompetisi hara dengan gulma
b.
Menjaga kestabilan agregat tanah
c.
Menjaga ketersediaan air
d.
Menekan erosi
e.
Menurunkan suhu tanah
f.
Memudahkan dalam budidaya tanaman
Mulsa di atas permukaan tanah dapat menahan energi
air hujan sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses
penghancuran. Semua jenis mulsa memiliki kemampuan menahan hantaman butiran air
hujan. Oleh karenanya, semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan
mengendalikan erosi.
Pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini
air yang menguap dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh
kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanami tidak akan kekurangan air
karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Proses
transpirasi ini merupakan proses normal yang terjadi pada tanaman. Melalui
proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang di
dalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman.
Permukaan mulsa perak (PHP) dapat memantulkan
(refleksi) radiasi matahari. Tingginya pemantulan radiasi matahari ini memiliki
efek ganda. Efek pertama ialah memperkecil panas yang mengalir ke tanah
sehingga kemungkinan suhu tanah dapat diturunkan, sementara efek kedua ialah
memperperbesar radiasi matahari yang dapat diterima oleh daun-daun tanaman
sehingga kemungkinan proses fotosintesis dapat ditingkatkan. Permukaan hitam dimaksudkan
untuk lebih membatasi radiasi matahari yang menembus sampai ke permukaan tanah
sehingga keadaan permukaan tanah menjadi gelap total. Keadaan ini akan menekan
perkecambahan dan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma) (Umboh, 1999).
III.
METODOLOGI
1.1
Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum
teknologi produksi tanaman dilaksanakan di lahan Ngijo Karangploso kabupaten
Malang pada tanggal 24 September 2012 sampai dengan 10 Desember 2012 dengan
penelitian setiap satu minggu sekali pukul 13.20-16.30 WIB.
1.2 Alat,
Bahan dan Fungsi
Ø Alat
1.
Cangkul : Untuk mengolah tanah
2.
Gembor : Untuk menyiram tanaman
3.
Cetok :
Untuk membalik tanah
4.
Tali
rafia : Untuk membuat ukuran petakan
5.
Penggaris
: Untuk mengukur tanaman
6.
Kayu
: Untuk tempat
tali rafia waktu mengukuran petak
7.
Alat tulis :
Untuk mencatat hasil pengukuuran
Ø Bahan
1.
Bibit Semangka :
Sebagai bahan utama
2.
Pupuk Urea (140 gram) : Sebagai penyedia unsur N
3.
Pupuk Kcl (130 gram) : Sebagai penyedia unsur K
4.
Pupuk SP-36 (200 gram): Sebagai penyedia
unsur P
3.3 Cara Kerja
Mempersiapkan Alat dan Bahan
( cangkul, tali rafia, kayu, gembor, penggaris, benih
tanaman, pupuk)
|
Melakukann Penanaman benih semangka dengan jarak tanam (100 cm
x 100 cm) sekaligus pemupukan Urea, SP36 dan KCl
|
Pemeliharaan ( penyiangan, pembumbunan, pengairan dan
penyulaman)
|
Mengukur Panjang dan Lebar Petakan menggunakan tali rafia (6,5 m x 1 m)
|
Mengolah Lahan
dengan menggunakan cangkul
|
Pengukuran Tanaman
( panjang tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah buah dan
diameter buah) dilakukan seminggu sekali
|
Mencatat Hasil dan Dokumentasi Tanaman
|
3.4
Analisa
Perlakuan
Langkah pertama yaitu menyiapkan alat dan bahan
diantaranya tali rafia, kayu, cangkul, cetok, gembor dan pupuk. Selanjutnya melakukan
pengukuan petakan dengan ukuran 6,5 m x 1 m dengan tanda memakai tali rafia
setelah sesuai ukuran melakukan pengolahan lahan dengan cangkul. Seminggu
kemudian melakukan penanman dengan jarak tanam 100 cm x 100 cm dengan jumlah 6
lubang tanam. Kemudian lubang itu diberi benih semangka kuning dengan 1 benih
per lubang, disamping itu melakukan pemupukan
dengan pupuk kandang. Setelah seminggu kemudian setelah tanam, melakukan pemupukan dengan pupuk Urea 140 gram, Sp36 200 gram dan KCL 130 gram dengan dibenamkan disamping tanaman dengan jarak antara benih dan pupuk lebih kurang 10 cm. Dua minggu berikutnya melakukan pemeliharaan diantaranya pengairan, penyulaman, pembumbunan
dan penyiangan. Pemeliharaan dilakukan sampai tanaman siap panen. Satu bulan
setelah tanam melakukan pengukuran diantaranya panjang tanaman, jumlah daun,
jumlah bunga, jumlah buah dan diameter buah sekaligus dokumentasi tanaman dan
mencatat hasilnya.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
4.1.1
Rata-rata
Hasil Pengamatan
·
Panjang
Tanaman
Perlakuan
|
Tanaman
ke-
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
Tanpa Mulsa
|
15,5
|
132
|
127,5
|
125,2
|
149
|
129,7
|
Mulsa Jerami
|
78,5
|
112,2
|
32,25
|
78,2
|
77,3
|
74,7
|
MPHP
|
148,3
|
175,2
|
154
|
235
|
182
|
141
|
Tanpa Mulsa
|
142,5
|
105
|
123
|
26
|
121,7
|
52
|
·
Jumlah
Daun
Perlakuan
|
Tanaman
ke-
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
Tanpa Mulsa
|
7,5
|
52
|
51,7
|
37,2
|
64,7
|
64,5
|
Mulsa Jerami
|
31,7
|
20
|
10
|
27,7
|
17,7
|
21
|
MPHP
|
20
|
30,2
|
24
|
29,5
|
31,5
|
25
|
Tanpa Mulsa
|
66,2
|
47
|
58,7
|
9
|
50
|
22,5
|
·
Jumlah
Buah
Perlakuan
|
Tanaman
ke-
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
Tanpa Mulsa
|
0
|
1,7
|
1,2
|
0,7
|
1,7
|
1,2
|
Mulsa Jerami
|
0,5
|
0,7
|
0
|
0,7
|
1,2
|
1
|
MPHP
|
1,2
|
1,7
|
1,7
|
2,5
|
1,5
|
1,2
|
Tanpa Mulsa
|
2
|
2,5
|
2,5
|
0,2
|
1,7
|
0,7
|
Dokumentasi Semangka
Tanpa Mulsa Kelas H
Dokumentasi Mulsa Jerami Kelas Q
Dokumentasi
Mulsa Plastik Kelas
Dokumentasi
Tanpa Mulsa Kelas F
4.2
Pembahasan
Dari hasil
pengamatan yang didapatkan menunjukkan bahwa setiap tanaman memiliki panjang
tanaman, jumlah daun, bunga, dan buah yang berbeda-beda. Pada pengamatan
pertama yang dilakukan pada tanggal 5 November 2012 menunjukkan bahwa tanaman
yang memiliki panjang tanaman yang paling tinggi adalah pada tanaman ke-5. Di
mana pada tanaman 4 memiliki jumlah daun yang tinggi juga serta memiliki jumlah
buah yang tinggi juga. Akan tetapi pada jumlah bunganya hanya memiliki 1 yang
lebih rendah dibandingkan dengan tanaman ke-6 yang memiliki 2 bunga. Sedangkan
tanaman yang memiliki panjang tanaman lebih rendah yaitu pada tanaman ke-2. Akan
tetapi jumlah daunnya memiliki 20 helai daun yang lebih banyak daripada tanaman
ke-3, di mana pada tanaman ke-4 hanya memiliki selisih panjang tanaman ke-3.
Hal itu dikarenakan bahwa pada tanaman ke-3, daunnya lebat dibandingkan dengan
tanaman ke-4. Selain itu, juga dikarenakan oleh daun yang banyak gugur pada
tanaman ke 4 karena mati atau diserang oleh hama. Pada pertumbuhan buah di
semua tanaman kecuali pada tanaman ke-5 rata-rata belum menghasilkan buah, akan
tetapi sudah munculnya bunga sebagai bakal buah nantinya.
Pada pengamatan
yang kedua yaitu tanggal 12 November 2012, pertumbuhan panjang tanaman serta
jumlah daun mengalami peningkatan setiap minggunya. Sedangkan pada jumlah bunganya mengalami penurunan, Hal
ini disebabkan oleh factor lingkungan seperti angina tau hujan yang
mempengaruhi gugurnya bunga tersebut. Akan tetapi, pada tanaman ke-2 mengalami
peningkatan jumlah bunga dari 1 bunga menjadi 2 bunga serta jumlah buahnya
mengalami peningkatan di semua tanaman, yang mulanya tidak ada menjadi ada.
Tanaman yang memiliki panjang tanaman serta jumlah daun yang banyak yaitu pada
tanaman ke-5, sedangkan yang paling rendah adalah pada tanaman ke-4. Buah yang
paling banyak tumbuh pada tanaman ke-2 yaitu sebesar 5 buah dari buah kecil
hingga tampak besar.
Pada pengamatan
yang ketiga yaitu dilakukan pada tanggal 19 November 2012 pertumbuhan panjang
tanaman serta jumlah daun semakin meningkat. Tanaman yang memiliki pertumbuhan
paling tinggi adalah pada tanaman ke-3 dan yang paling rendah adalah pada
tanaman ke-1, karena pada tanaman ke-1 baru dilakukan penyulaman karena mati
sehingga pertumbuhannya masih rendah dibandingkan dengan yang lainnya. Pada
pengamatan ke-3 ini, tidak adanya bunga yang muncul, akan tetapi buah muncul
pada tanaman tersebut.
Pada pengamatan
terakhir yaitu pada tanggal 26 November 2012 menunjukkan bahwa pertumbuhan
tanaman semakin meningkat yang ditunjukkan pada pertumbuhan panjang tanaman dan
jumalh daun yang meningkat serta munculnya buah yang sudah tampak membesar
dibandingkan dengan minggu yang lalu. Di masing-masing tanaman kecuali pada
tanaman ke-1 memiliki buah di setiap tanaman, yaitu masing-masingnya berjumlah Pada
tanaman ke-4 memiliki panjang tanaman yang paling tinggi tetapi pada jumlah
daunnya mengalami penurunan, karena terjadinya keguguran pada daun oleh angina
tau hujan sebagai factor yang mempengaruhinya.
Menurut Sarpian
(2003) menyatakan bahwa tidak semua bunga mekar menjadi buah. Bunga yang gugur,
disebabkan oleh factor internal dan factor eksternal, misalnya pengaruh iklim,
cuaca, sinar matahari, suhu udara, angin, dan serangan hama maupun penyakit.
Pada praktikum
ini,, khususnya pada komoditas semangka ada beberapa perlakuan yang digunakan
sebagai pembanding antara satu dengan yang lainnya. Diantaranya adalah
perlakuan saat tanam dengan menggunakan tanpa mulsa, mulsa jerami, dan mulsa
plastik. Dengan hal itu, tanaman yang dibudidayakan dengan menggunakan mulsa
(jerami atau plastic) maupun tanpa mulsa memiliki perbedaan pada
pertumbuhannya. Pada tanaman yang diberi perlakuan mulsa plastic lebih
cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan
menggunakan mulsa jerami ataupun tanpa mulsa. Pada
tanaman semangka yang diperlakukan menggunakan mulsa hitam perak lebih bagus
dan produksi hasil buahnya besar dibanding dengan perlakan yang lain. Hal ini
terlihat pada data pengamatan, untuk pengamatan tangggal awal panjang tanaman
rata-rata 163 cm, jumlah daun 29, jumlah bunga 7 dan jumlah buah 2. Pertumbuhan
dan perkembanan ini semakin bertambah sampai pengamatan ke 3 akan tetapi pada
pengamatan terakhir jumlah bunga menurun dan buah banyak yang busuk karena
kondisi lingkungan terlalu lembab sehingga suhu mikro menjadi menurun. Selain
itu dari sisi positif terlihat dari pertumbuahn dan perkembagan yang
diperlakuan menggunakan mulsa hitam lebih cepat. Keunggulan menggunakan mulsa
hitam perak adalah mengurangi penguapan air dalam tanah, menekan pertumbuhan
gulma, mengurangi itensitas serangan hama dan penyakit, menstabilkan suhu dalam
tanah dan hasil buah lebih besar. Sedangkan pada
perlakuan menggunakan mulsa jerami terlihat pertumbuhan yang kurang bagus dari
pada perlakuan tanpa mulsa. Hal ini, seharusnya tanaman yang diberi mulsa
jerami tumbuhnya lebih baik dari tanaman yang lainnya, karena menurut Suwardjo
(1981) kandungan lignin tinggi pada mulsa jerami
dapat mengakibatkan lambatnya mulsa terdekomposisi, sehingga dapat melindungi
permukaan tanah lebih lama. Mulsa organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan
merupakan sumber energi yang dapat meningkatkan kegiatan biologi tanah dan
dalam proses perombakannya akan terbentuk senyawa-senyawa organik yang berperan
dalam pembentukan struktur tanah yang mantap. Oleh karena itu, maka kemantapan
struktur tanah akan meningkat, aerasi menjadi lebih baik dan permeabilitas
tanah yang tinggi terpelihara serta mulsa yang telah menjadi bahan organik
merupakan sumber energi yang menyebabkan aktivitas dan populasi mikroorganisme
tanah meningkat. Menurut Noor (2010) menyatakan bahwa tujuan pemanfaatan
vegetasi alami sebagai mulsa adalah melindungi buah tanaman tersebut dari
bersentuhan langsung dengan tanah, sebab jika menyentuh langsung ke tanah
gambut yang basah/lembab, maka buah akan mengalami pembusukan.
4.3
Dokumentasi Praktikum
Pengolahan
lahan tgl 1/10 dengan mencangkul
|
Pengolahan
lahan tgl 1/10 dengan mencangkul
|
Munculnya
buah pertama pada tanggal 5/11
|
Dokumentasi
tanaman 1 setelah disulam tgl 19/11
|
Dokumentasi
panjang tanaman tgl 5/11
|
Pengamatan
tanaman setelah 1 minggu tanam tgl 5/10
|
Dokumentasi
tanaman beserta buah tgl 12/11
|
Penggemburan
tanah dalam teknik pemeliharaan tgl 19/11
|
Dokumentasi
tanaman beserta buah tgl 19/11
|
V.
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa, tanaman semangka dengan menggunakan mulsa plastik hitam
perak memiliki produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman semangka dengan
perlakuan mulsa jerami maupun tanpa mulsa. Hal ini dikarenakan oleh mulsa hitam
perak yang mampu mengurangi
penguapan air dalam tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi intensitas
serangan hama dan penyakit, menstabilkan suhu dalam tanah dan hasil buah lebih
besar.
Sedangkan pada tanaman semangka dengan perlakuan
mulsa jerami memiliki produktivitas terendah dibandingkan dengan perlakuan
tanpa mulsa. Hal ini disebkan oleh pemeliharaan yang kurang intensif.
Seharusnya perlakuan dengan menggunakan mulsa jerami ini memiliki produktivitas
lebih tinggi dari perlakuan tanpa mulsa, karena kandungan lignin
tinggi pada mulsa jerami dapat mengakibatkan lambatnya mulsa terdekomposisi,
sehingga dapat melindungi permukaan tanah lebih lama. Mulsa organik yang
berasal dari sisa-sisa tumbuhan merupakan sumber energi yang dapat meningkatkan
kegiatan biologi tanah dan dalam proses perombakannya akan terbentuk
senyawa-senyawa organik yang berperan dalam pembentukan struktur tanah yang
mantap.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa.2010.Budidaya
Semangka. Jakarta: Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknolog 52, http://www.ristek.go.id
Doring
T., U. Heimbach, T. Thieme, M. Finckch, H. Saucke. 2006. Aspect of straw
mulching inorganic potatoes-I, effects
on microclimate, Phytophtora infestans, and Rhizoctonia solani.
Nachrichtenbl. Deut. Pflanzenschutzd. 58 (3):73-78.
Mahmood,
M., K. Farroq, A. Hussain, R. Sher. 2002. Effect of mulching on growth and
yield of potato crop. Asian J. of Plant Sci. 1(2):122-133.
Matarani,
Jawaller. (1997). Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Kompos Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Semangka. Bandung: Media Unika.
Mulyani,
cut.2006. Respon Tanaman Semangka(Citrullus vulgaris L) dan Serangan Perusak
Daun (Plutella sp) Akibat Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak serta Pemberian
Pupuk Plant Catalyst 2006. Jurnal Fakultas pertanian Unisam.
Noor,
M. 2010. Lahan gambut: pengembangan, konservasi, dan perubahan iklim.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 212 hal.
Rukmana,
Rahmat. 1994. Budidaya Semangka Non Biji. Jakarta: penebar Swadaya.
Sarpian, T. 2003. Pedoman Berkebun dan Analisis
Usaha Tani. Yogyakarta: kanisius
Suwardjo. 1981. Peranan sisa-sisa tanaman dalam
konservasi tanah dan air pada lahan usahatani tanaman semusim. Disertasi
Doktor. Fakultas Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Umboh, Andry Harits. 1999. Petunjuk
Penggunaan Mulsa. Jakarta: Penebar Swadaya.
Winarti, M.G. 1992. Pengaruh Pupuk dan OST
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schrd)
LAMPIRAN
4.4
Dokumentasi
Praktikum
Pengolahan
lahan tgl 1/10 dengan mencangkul
|
Pengolahan
lahan tgl 1/10 dengan mencangkul
|
Pengamatan tanaman setelah 1 minggu
tanam tgl 5/10
|
Dokumentasi
panjang tanaman tgl 5/11
|
Dokumentasi
tanaman 1 setelah disulam tgl 19/11
|
Munculnya
buah pertama pada tanggal 5/11
|
Dokumentasi
tanaman beserta buah tgl 12/11
|
Penggemburan
tanah dalam teknik pemeliharaan tgl 19/11
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar